Stigma tentang Menstruasi yang dialami Perempuan

Menstruasi adalah siklus normal yang dialami perempuan, Namun seringkali menjadi stigma buruk

Stigma tentang Menstruasi yang dialami Perempuan

By: Aniati Tokomadoran

Menstruasi merupakan fase yang dilewati perempuan saat beranjak dewasa, menstruasi menjadi tanda bahwa ada perubahan yang terjadi dalam tubuh perempuan, khususnya pada bagian organ reproduksi. Menstruasi terjadi ketika lapisan dinding rahim (endometrium) yang menebal luruh akibat tidak adanya pembuahan pada sel telur https://www.halodoc.com/artikel/ini-yang-terjadi-saat-tubuh-alami-siklus-menstruasi.

Adanya pengaruh hormon mengakibatkan rasa sakit, pusing, mual bahkan ada yang pingsan. Di sisi lain perempuan juga harus dihadapi oleh berbagai stigma di masyarakat saat menstruasi. Berikut empat stigma yang dialami perempuan saat menstruasi;

Pertama, Merasa malu membeli pembalut. Pembalut, tampon dan menstrual cup merupakan kebutuhan perempuan saat menstruasi. Namun, karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran bahwa ini kebutuhan jadi normal saja untuk ke warung membeli. Remaja perempuan pada umumnya malu membeli kebutuhan untuk menstruasi, solusinya dengan dikatongi kresek hitam atau apa pun cara agar tidak diketahui orang bahwa sedang membeli pembalut.

Saatnya menormalisasikan pembelian pembalut tanpa rasa malu, ini sama saja dengan kamu membeli kebutuhanmu yang lain, tidak perlu untuk malu membeli sesuatu yang menjadi kebutuhanmu saat menstruasi. Begitupun laki-laki yang membantu membeli pembalut untuk saudara perempuan maupun pasangannya, tidak perlu malu.

Kedua, Jangan dekat-dekat dengan laki-laki. Kalimat yang sering didengar remaja perempuan saat pertama kali menstruasi. Orang tua lebih memilih mengatakan kalimat ini dibadingkan menjelaskan kepada anak terkait apa saja yang dialami tubuhnya ketika menstruasi, dan mengenal tubuhnya dengan baik. Orang tua memilih memberikan penjelasan yang tidak menjawab kondisi perempuan, salah satunya membatasi diri berdekatan dengan laki-laki karena rentan untuk hamil jika sudah menstruasi. Saatnya berikan pengetahuan yang logis terkait kondisi tubuh remaja perempuan, dan kesehatan reproduksi. Jangan berikan penjelasan-penjelasan yang tidak menjawab kondisi yang dialami oleh anak perempuan. Keenganaan keluarga membahas tentang menstruasi dan mengenal tubuh anak pada akhirnya berdampak buruk kepada pengetahuan dalam mengenal tubuh remaja perempuan, dan kesehatan reproduksi. Jika hal sama juga ditemukan dalam pergaulan pertemanan, maka sudah bisa dipastikan perempuan tidak akan memahami kebutuhan tubuhnya.

Ketiga, Tidak bisa jadi pemimpin karena emosi yang tidak stabil. Siklus menstruasi yang dialami perempuan membuat emosinya tidak stabil, ini kemudian dijadikan alasan bahwa sebaiknya perempuan tidak diberikan kesempatan menjadi pemimpin karena akan mepengaruhi keputusan yang dibuat. Emosi sendiri ada pada diri laki-laki dan perempuan, jadi tidak menjamin bahwa emosi yang tidak stabil hanya ada pada perempuan yang menstruasi. Perempuan dan laki-laki kalau lapar atau ngantuk sama-sama emosian.

Menstruasi merupakan hal yang normal dialami perempuan, tidak ada yang salah dengan siklus ini. Mari terbuka menceritakan kesehatan reproduksi, mengenal tubuh lebih baik, menormalkan pembelian pembalut, tampon dan menstrual cup bagi perempuan dan stop melabeli segala peran perempuan dengan siklus menstruasi yang dialami perempuan. Berikan kesempatan kepada perempuan untuk mengenal dirinya lebih baik, dengan tidak menormalkan empat stigma tersebut.

Laki-laki juga dapat berperan memberikan rasa aman kepada anak perempuan, saudara perempuan dan pasangan untuk terbuka bercerita mengenai menstruasi dan membantu membelikan pembalut jika dibutuhkan. Tidak ada salahanya juga bagi laki-laki memahami menstruasi yang dialami perempuan, sehingga pengetahuan anak remaja perempuan tentang menstruasi tak bergantung selamanya didapatkan dari sosok ibu, namun bisa juga diberikan pengetahuan oleh Bapak.

No Comments

Post A Comment

Mulai Percakapan
Layanan Support
Selamat datang di website Solidaritas Perempuan Kinasih Yogyakarta!
Apa yang bisa kami bantu?